Kenali Tanda-tanda Kecanduan Main Game
Untuk mendiagnosis apakah seseorang kecanduan game, Anda bisa menilainya dari beberapa gejala yang ditetapkan American Psychological Association (APA), yaitu:
- Tak bisa bermain sebentar atau tak mau menghentikan game saat gagal menuntaskan misi tertentu.
- Mengorbankan aktivitas lain dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi.
- Internet gaming dilakukan untuk meredakan suasana hati negatif, seperti rasa bersalah atau putus asa.
- Kehidupan pribadi berantakan atau gagal dalam pendidikan di sekolah hanya karena bermain game.
Siapa yang berpotensi?
Menurut sebuah studi yang dilakukan di Hungaria terhadap 4.734 pemain game online, tercatat bahwa 91 persen pemainnya adalah pria yang berusia 15-27 tahun. Selanjutnya, pria remaja hingga dewasa muda yang memiliki kepercayaan diri rendah dan kurang populer dalam pergaulan dunia nyata paling mudah terjerumus ke dalam kecanduan ini.
“Mengapa mereka rentan? Karena ketika mereka berada di dalam dunia virtual, mereka dapat menjadi pria yang gagah, pemberani, dan sukses mendapatkan atau mengalahkan lawannya. Sementara di dunia nyata, mereka merasa bukan siapa-siapa,” ujar dr. Karin.
Itulah sebabnya, kata dr. Karin, cukup sulit menyembuhkan orang yang kecanduan bermain game. “Itu karena mereka lebih menyukai dunia virtual ketimbang realita yang ada,” tutur dr. Karin.
Oleh sebab itu, pencandu video game atau game online mesti cepat dipulihkan sebelum terlambat. Bila usaha dari pihak internal (keluarga) tidak berhasil, dr. Karin merekomendasikan untuk membawanya ke psikolog atau psikiater.
Kecanduan bermain game dapat diobati dengan konsultasi atau psikoterapi. Contoh pemulihan yang bisa dilakukan adalah cognitive behavioral therapy (CBT) yang akan menangani rasa candu secara bertahap. Sebisa mungkin, gantilah aktivitas lain yang lebih bermanfaat dan menyehatkan selain bermain game.(HNS/RVS/klikdokter)
Pikiran dari orang yang kecanduan bermain game akan selalu kembali pada game yang dimainkannya. Orang tersebut bahkan rela berbohong atau melakukan apa saja asalkan ia bisa kembali ke “dunianya”.
Redaktur & Reporter : Yessy
- 5 Langkah Utama untuk Capai Emisi Net Zero di Sektor Tenaga Listrik
- ASABRI Gandeng FHCI Perkuat Kapasitas Human Capital Lewat Teknologi
- Menkomdigi Ajak Seluruh Elemen Bangsa Promosikan Bhinneka Tunggal Ika ke Dunia
- Makin Mudah Bangun Loyalitas Pelanggan dengan OCA
- PrismaLink & UNDIRA Kolaborasi Mempermudah Akses Pembayaran Mahasiswa
- McEasy Luncurkan Pengelolaan Suku Cadang Berbasis Teknologi IoT