Kenang Masa TNI, AHY Merasa Aturan Perang dan Politik Sama
"Bukan perubahan biasa, tetapi perubahan besar dan fundamental yang berlandaskan pada nilai-nilai dan etika. Ini tentu membutuhkan kerja keras, kerja sama, dan komitmen dari semua yang ingin melakukan perubahan tersebut," kata AHY.
Walakin, kenyataannya tidak mudah untuk diwujudkan, komitmen menjadi barang yang langka.
"Kata maaf dijadikan obat yang murah untuk pengingkaran atas sebuah komitmen. Ini tentu berbahaya, jika dibiarkan bisa menjadi budaya," tuturnya.
Dia khawatir hal itu akan menjadi sebuah pembenaran dan lambat laun bisa membentuk karakter bangsa yang tidak bertanggung jawab.
"Tentu sekali lagi kami tidak akan membiarkan itu terjadi. Untuk itu, kami tidak akan meneyrah untuk terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan politik dan demokrasi kita," tegasnya.
Tak hanya itu, dia juga menjelaskan partai politik adalah sebuah institusi, sehingga memiliki tata kelola dan mekanisme. Terlebih dalam pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Memilih pemimpin, utamanya calon presiden dan calon wakil presiden yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa tidak bisa diputuskan begitu saja dalam hitungan menit oleh segelintir orang," jelasnya.
Dia menjelaskan sejak awal Partai Demokrat telah mengingatkan untuk tidak sekali-kali melakukan fait acompli.
Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY bercerita soal pengalaman sebagai seorang prajurit TNI dan aturan perang sama dengan politik.
- Agung Laksono Kritik Proses Pemilihan Ketum PMI
- Proliga 2025: Jakarta LavAni Revans Lawan Bhayangkara Presisi, Ekspresi SBY Jadi Sorotan
- MK Hapus Presidential Threshold, Gibran Berpeluang Melawan Prabowo di 2029
- Anggap Kenaikan PPN 12 Persen Prorakyat, Marwan Cik Asan: Ini Keputusan Tepat
- PPN 12 Persen untuk Barang Mewah, Jubir PD: Prabowo Berpihak pada Rakyat Kecil
- Sukses Pemilu dan Pilkada: Apresiasi Model Keamanan Politik Berkelanjutan di 2025