Kenangan Ariel Heryanto Untuk Sahabatnya Intelektual Politik Arief Budiman
Sejak kembali ke Indonesia, ia murah berbagi waktu dan pengetahuan dengan para aktivis muda.
Bila ada yang ditahan pihak aparat keamanan, Arief rajin memberikan pembelaan dan bantuan.
Suaranya lantang menggema berlipat ganda di berbagai media cetak arus utama. Legitimasinya menguatkan pesan moralnya.
Bukan sekedar dalam semangat, juga dalam berbusana Arief tampil ala aktivis muda.
Bajunya itu-itu saja. Jumlahnya tidak banyak, dipakai berkali-kali.
Tutur bahasanya sederhana. Ia suka humor. Ia memilih gaya hidup yang disebutnya 'kiri dan kere', sekali pun rumahnya dua, lumayan mewah dan ia menerima gaji tetap sebagai guru besar sebuah universitas besar di Australia.
Tak sedikit dari mantan rekan Angkatan 66 di kalangan tentara dan sipil di jajaran Orde Baru.
Maka sejak muda Arief punya koneksi kuat, tidak saja dengan mereka yang berada di pucuk kekuasaan negara pasca-1966, tetapi juga dengan para intelektual, diplomat dan tokoh lain dari manca-negara yang gemar berdekatan dengan Indonesia.
Berita meninggalnya Arief Budiman, Kamis kemarin (23/4) di Ungaran, Jawa Tengah, memukul batin bagi banyak orang
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis