Kenangan Manis saat Masih Rukun dengan SBY
Selasa, 06 April 2010 – 06:06 WIB
"Saya sempat protes, kenapa kita tidak bisa menginap di hotel seperti orang lain?" tutur Puan Maharani mengenang peristiwa pahit itu dalam sambutan pembukaan pameran sekitar pukul 20.00 kemarin malam.
Maklum, waktu itu rintangan yang harus diterima Mega memang bertubi-tubi. Kongres PDI versi Soerjadi pun ditentang habis-habisan. Di antaranya lewat gerakan cap jempol darah oleh pengikut setia Mega. Untuk menginap di hotel pun, Mega tak berani karena banyaknya teror serta tekanan. Akhirnya, Mega memilih menginap di rumah kadernya.
"Perjalanan karir Megawati itu saya abadikan secara runut," jelas pria gondrong tersebut.
Bagi Joko, foto yang paling dia anggap eksklusif adalah saat ibu Puan Maharani itu mengunjungi keluarganya di Buleleng lantaran nenek Megawati berasal dari Buleleng. Joko mendapat angle yang sangat artistik, yaitu saat Mega bercengkerama dengan sang nenek di Singaraja. Bahkan, saat itu Joko juga nginthil (ikut) Megawati sampai ke Nusa Penida untuk persembahyangan di sejumlah pura.
Untuk sebuah pameran, 16 karya foto rasanya terlalu sedikit. Tapi, bagi yang mengikuti sepak terjang Mega di panggung politik, karya fotografer Joko
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408