Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?
Namun, bagi masyarakat Aborigin yang sudah mendiami tanah Australia lebih dari 50.000 tahun sebelum kedatangan ini, tanggal tersebut dikenal sebagai "Hari Invasi", "Hari Bertahan Hidup", atau "Hari Berkabung."
Sejarawan Australian National University Angela Woollacott mengatakan hari tersebut melambangkan dimulainya penjajahan oleh Inggris, perampasan tanah, kekerasan, dan pengabaian hak warga Aborigin.
"[Masyarakat pribumi] benar-benar menderita. Banyak yang meninggal dan menderita dalam hal terampasnya tanah, yang berarti terenggutnya mata pencaharian dan budaya mereka," kata Angela.
"Sampai saat ini, masyarakat pribumi Australia masih tertinggal dalam hal ekonomi, kesehatan, dan pendidikan."
Menurut data Parlemen Australia, angka kemiskinan penduduk Aborigin dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan non-pribumi di Australia.
Unjuk rasa di seluruh Australia
Angela mengatakan masyarakat Aborigin Australia telah melakukan unjuk rasa sejak tahun 1938.
Namun, demonstrasi ini baru menjadi semakin besar pada tahun 1988, bertepatan dengan perayaan dua abad Australia.
Hingga saat ini, unjuk rasa yang menentang tanggal 26 Januari terus berlangsung, bahkan dengan partisipan yang semakin banyak.
Tanggal 26 Januari diperingati sebagai Hari Nasional Australia. Namun, tanggal bersejarah ini juga dipakai untuk melakukan unjuk rasa.
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium
- Warga Indonesia yang Rumahnya Terbakar Menerima Pertolongan Komunitas Australia
- Dunia Hari Ini: Berencana Tulis Ulang Lagu Kebangsaannya, Arab Saudi Gandeng Hans Zimmer
- Bunga Bangkai Mekar di Australia, Dinamai 'Putricia'