Kenapa Nusantara?
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Sebagai panglima tertinggi Gajah Mada memadukan taktik perang dengan muslihat. Adagium lama bahwa perang adalah muslihat, diterapkan oleh Gajah Mada secara pragmatis.
Perang Bubat pada 1357 menunjukkan strategi pragmatis Gajah Mada untuk menundukkan lawannya, Kerajaan Sunda.
Nusantara adalah target politik Gajah Mada yang ekspansionistis. Sebagai jenderal perang Gajah Mada mempunyai wawasan internasional yang luas dan mampu melihat posisi geostrategik secara visioner.
Karena itu ia melihat posisi Majapahit akan kuat dan menjadi kekuatan regional yang disegani kalau bisa menyatukan seluruh wilayah Nusantara.
Majapahit membagi wilayah kekuasaannya menjadi tiga kategori, yaitu Negara Agung, Mancanegara, dan Nusantara. Negara agung adalah wilayah utama Majapahit yang terdiri dari ibu kota di Trowulan dan wilayah-wilayah Jawa yang sudah ditundukkan.
Mancanegara adalah wilayah yang terletak di luar wilayah Negara Agung yang sudah berhasil ditundukkan. Wilayah ini menjadi protektorat yang sudah dipengaruhi oleh tata budaya Majapahit.
Wilayah seperti Madura, atau protektorat Majapahit di Sumatra seperti Palembang masuk dalam kategori Mancanegara.
Sedangkan Nusantara adalah wilayah yang secara geografis terpisah dari pusat ibu kota dan secara budaya mandiri dari budaya Majapahit. Wilayah Nusantara ini menjadi wilayah ekspansi yang menjadi target politik Gajah Mada.
Nusantara memunculkan kesan jawanisasi yang menjadi paradoks bagi obsesi Jokowi yang ingin menghilangkan sentralisme Jawa.
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo