Kenapa Nusantara?

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kenapa Nusantara?
Presiden Jokowi saat meninjau lokasi ibu kota negara atau IKN yang baru.Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

Wilayah Nusantara yang berhasil ditundukkan akan menjadi wilayah tundukan yang diharuskan membayar upeti secara rutin ke ibu kota Negara Agung.

Selama masa-masa perjuangan kemerdekaan nama Nusantara menjadi inspirasi perjuangan. Hampir 80 persen wilayah Nusantara dikuasai oleh penjajah Belanda dan menyebut wilayah jajahan itu sebagai Hindia-Belanda.

Nama Hindia sudah terlebih dahulu dipakai di India yang menjadi jajahan Inggris. Karena itu Belanda menyebut wilayah jajahannya sebagai Hindia-Belanda.

Para pejuang kemerdekaan yang dipelopori oleh Mohammad Hatta sudah memikirkan nama negara yang dipakai setelah merdeka. Untuk memutus hubungan dengan penjajahan masa, para pejuang menanggalkan nama Hindia Belanda sepenuhnya.

Pada 1922 Mohammad Hatta yang masih kuliah di Belanda mendeklarasikan berdirinya organisasi ‘’Perhimpunan Indonesia’’. Itulah kali pertama nama Indonesia dipakai.

Nama itu merujuk pada wilayah yang kurang lebih sama dengan Nusantara Majapahit, tetapi tidak termasuk Tumasik.

Deklarasi Perhimpunan Indonesia ini menjadi tonggak penting dalam fase perjuangan kemerdekaan Indonesia. Enam tahun setelah deklarasi Perhimpunan Indonesia anak-anak muda dari seluruh wilayah Hindia Belanda berkumpul di Jakarta mendeklarasikan Sumpah Pemuda, yang menyatakan ‘’Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Indonesia’’.

Momen deklarasi Perhimpunan Indonesia mempunyai makna yang sangat penting, tetapi tidak dijadikan sebagai hari resmi yang diperingati setiap tahun seperti Sumpah Pemuda.

Nusantara memunculkan kesan jawanisasi yang menjadi paradoks bagi obsesi Jokowi yang ingin menghilangkan sentralisme Jawa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News