Kenapa Premier League Tak Bisa Seperti Bundesliga?
jpnn.com, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tak mau gegabah memberi lampu hijau untuk memutar kembali roda kehidupan normal di negerinya, termasuk meneruskan musim Premier League yang tertunda.
Inggris menjadi negara dengan jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dan jumlah kasus terkonfirmasi terbesar kedua di Eropa setelah Spanyol.
Nah, maksud hati mengikuti langkah Jerman dalam meneruskan lagi musim kompetisi Bundesliga 2019-2020 akhir pekan ini, Inggris kemungkinan tak bisa secepat itu.
Inggris memang beda sekali dengan Jerman. Kalau di Inggris ada 219 ribuan kasus virus corona, maka catatan kasus terkonfirmasi Jerman adalah 171 ribu.
Lebih kontras lagi, dan ini yang membedakan kualitas respons pandemi kedua negara dan sekaligus tingkat keyakinan masing-masing otoritas dalam menghadapi konsekuensi nanti, adalah perbedaan pada jumlah korban meninggal dunia akibat pandemi virus corona.
Sampai Senin (11/5) pagi ini sudah 31 ribu nyawa melayang di Inggris ketika saat bersamaan 'cuma' ada 7.500-an korban meninggal dunia di Jerman.
Tingkat fatalitas virus corona di Inggris mencapai 14,5 persen, sebaliknya Jerman hanya 4,4 persen.
Dan Minggu malam kemarin Johnson berpidato di hadapan rakyatnya. "Saat ini bukan waktunya mengakhiri lockdown," kata dia seperti dikutip The Guardian.
Boris Johnson belum memberi lampu hijau buat Premier League, tak seperti Angela Merkel yang merestui kelanjutan Bundesliga.
- 10 Pemain Liverpool Menahan Fulham di Anfield
- Chelsea Gila! Tertinggal 2 Gol, Menang 4-3, Ada Rekor
- Man Utd Vs Nottingham Forest: Setan Merah Lemah
- Liverpool Tertahan, Chelsea Mengamuk, Man Utd Tumbang
- Cek di Sini Klasemen Serie A, Premier League, dan La Liga
- Man Utd Vs Everton: Ada Pesta Gol dan Rekor di Old Trafford