Kenapa Rumah yang Berantakan Memicu Kecemasan dan Apa yang Bisa Dilakukan?

Pernah enggak merasa lelah melihat barang-barang yang berantakan dan kacau balau di rumah?
Pernahkah masuk ke dalam rumah, lalu merasa ruangan dipenuhi kertas-kertas yang berserakan, piring-piring yang belum dicuci, dan pakaian yang berantakan?
Atau pernahkah bertengkar karena hal-hal yang berantakan lebih mengganggu kamu ketimbang mengganggu pasangan atau teman serumah?
Kamu enggak sendirian. Banyak orang melaporkan rumah yang berantakan bisa memicu perasaan stres dan cemas.
Jadi mengapa rumah yang berantakan dan kacau balau membuat sebagian dari kita merasa lelah?
Inilah hasil dari penelitian dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya.
Kognitif yang berlebih
Saat kita dikelilingi oleh hal-hal yang mengganggu perhatian, otak kita pada dasarnya menjadi semacam medan pertempuran soal perhatian. Karena semuanya saling bersaing untuk jadi fokus perhatian kita.
Tapi ternyata otak lebih memilih keteraturan dan "singletasking" daripada multitasking.
Bagi sebagian orang, 'clutter' atau barang-barang yang berantakan menjadi sumber 'anxiety' atau kecemasan stres
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia