Kenapa Tak Ada Isu Anak dan Perempuan di Debat Pilpres?
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD Fahira Idris mengatakan dari lima tema besar debat pilpres mendatang, tidak satupun yang tegas membahas persoalan atau isu tentang perempuan dan anak.
Padahal bagi Indonesia pemberdayaan perempuan dan anak adalah bagian integral atau tidak terpisahkan dari program pembangunan nasional.
Fahira menyatakan, tidak ada bangsa yang maju tanpa memiliki program pemberdayaan perempuan yang berkemajuan dan sistem perlindungan anak yang komprehensif.
“Untuk itu, isu perempuan dan anak harus ada dalam debat pilpres,” ujar Fahira, Jumat (11/1).
Menurut dia, isu perempuan dan anak bisa disisipkan di semua tema debat. Dalam tema hukum, HAM, korupsi dan terorisme, isu perempuan dan anak bisa dipotret terkait persoalan komitmen kedua paslon atas penyelesaian RUU Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.
Serta political will paslon dalam menyusun dan mengimplementasikan cetak biru perlindungan anak yang hingga detik ini belum dimiliki Indonesia.
Basis argumennya adalah angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang semakin mengkhawatirkan.
Misalnya sepanjang 2016 ada 259.150 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan.
Tema debat pilpres juga harus memberi ruang untuk isu anak dan perempuan dalam berbagai aspek.
- Lindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan, Prabowo-Gibran Bakal Tingkatkan Kesejahteraan
- Lindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan, Ganjar-Mahfud Rancang Program Jaga Teman
- Ganjar Pranowo Turut Beri Perhatian Khusus pada Isu Perempuan
- Kekerasan Terhadap Perempuan Pribumi Australia di Australia Utara Sangat Tinggi
- Bicara Soal Kasus Pelecehan Seksual, Kapolda Sumut: Harus Dituntaskan
- WCC Palembang Mencatat 34 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan Sepanjang 2022