Kencan Singkat Masih Tetap Populer di Kalangan Warga Pedesaan Australia
Kamis, 30 Oktober 2014 – 19:30 WIB
Bertemu teman kencan di internet mungkin semakin populer, namun ternyata di daerah pelosok masih banyak warga yang memilih gaya lama dalam mendekati pasangan lewat kencan singkat.
Setidaknya itulah keyakinan yang hingga kini masih dipegang teguh oleh Joanne Scott seorang warga di Central Victoria yang banyak membantu warga di sekitarnya mendapatkan teman kencan dengan metode kuno kencan cepat. Joanne Scott memang tidak bisa menjamin pengguna layanannya bisa menemukan belahan hati, namun dia berharap setidaknya bisa mengarahkan panah dewa asmara ke arah yang tepat. Joanne Scott mengadakan gelaran acara kencan cepat di wilayahnya, dengan tujuan mempertemukan laki-laki di daerahnya dengan perempuan lajang yang juga tengah mencari pasangan. Kencan cepat memang bukan gagasan baru, namun kisah nyata peran kencan cepat yang dialaminya menginspirasi Joanne untuk memperkenalkan metode ini di Central Victoria. "Anak saya menghadiri acara kencan cepat dan bertemu dengan seorang pemuda desa, dan pria itu ternyata sangat baik dan tampan. Saya lalu berkata kepadanya "saya tidak mengerti mengapa kamu tidak menikahinya' dan pria itu menjawab, saya tinggal di kota kecil dan disana tidak banyak kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang," tutur Joanne. Perkenalan di acara kencan cepat itu berlanjut ke jenjang pernikahan dan kemudian acara pembaptisan, kisah ini membuat Joanna yakin kisah romantis serupa seperti yang dialami anaknya bisa terjadi lagi. Sementara kencan online semakin populer, namun pendekatan seperti itu bisa mencuatkan sejumlah konsekwensi seperti : profil palsu, biaya yang besar ketika hendak menghubungi teman kencan tersebut apalagi jika di wilayahnya tidak tersedia layanan internet. "Ketika kita berpikir setiap orang sekarang mengakses internet, di wilayah pelosok atau pedesaan tidak. Kencan internet memberikan warga kesempatan untuk saling bertemu orang yang mungkin berasal dari luar kota. Tapi skenario terburuknya adalah mereka jadi berteman dan skenario terbaiknya adalah mereka bisa menemukan pasangan hidup." Layanan kencan cepat yang diadaknyanya masih dalam tahap awal, namun warga dari berbagai kalangan sudah banyak yang menghubunginya, termasuk wanita berusia 70 tahun dan seorang duda yang mencari teman untuk menonton ke bioskop. Pria bisa menjadi pasangan yang sulit untuk diajak keluar dari cangkangnya, terlebih lagi di kawasan pedesaan dimana laki-laki bisa sangat dominan, namun Joanne memiliki trik khusus untuk mengatasi hal itu. "Setiap orang berhak untuk bahagia, dengan sedikit sikap romantis dan beberapa teman baru. Pria bisa menjadi sosok yang sangat murah hati, bukan sinis, tapsaya harap dengan kencan cepat ini mereka bisa sedikit bersenang-senang," katanya.
Baca Juga:
Bertemu teman kencan di internet mungkin semakin populer, namun ternyata di daerah pelosok masih banyak warga yang memilih gaya lama dalam mendekati
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat