Kendalikan Inflasi, BI Bentuk Klaster Beras Organik

Pengembangan tersebut juga bertujuan membantu para UKM di Banyuwangi yang memiliki produk unggulan beras.
Sebab, hingga kini beras menjadi komoditas pertanian terbesar yang memengaruhi kenaikan inflasi.
Tahun lalu, klaster beras organik binaan BI tersebut berhasil menjual hingga 174 ton dengan nilai Rp 2,9 miliar.
Sementara itu, untuk tahun ini, penjualan ditargetkan bisa mencapai 642 ton dengan nilai Rp 10,9 miliar.
”Target pada 2019, kami bisa produksi 5.500 kilogram per hektare dengan jumlah petani mencapai seribu orang,” kata Lukman.
Di Banyuwangi, lahan klaster beras organik yang dikembangkan sejak 2014 tersebut memiliki luas 42 hektare.
BI membantu, mulai budi daya sampai pemasaran, dengan mendatangkan berbagai ahli.
”Kami juga membantu dengan ketersediaan alat, tapi peningkatan pengetahuan petani yang lebih utama,” kata Lukman.
Bank Indonesia (BI) mulai mengembangkan sektor pertanian lewat pembentukan klaster beras organik sebagai upaya pengendalian inflasi.
- Tembus 1 Juta Ton, Bulog Tetap Optimalisasi Penyerapan Panen Raya 2025
- Lebaran 2025 Menceritakan Keresahan, Ekonom Nilai Perlu Evaluasi Ekonomi
- Bea Cukai Bantu UMKM di Ambon dan Malang Tembus Pasar Ekspor Lewat 2 Kegiatan Ini
- Prabowo Apresiasi Kinerja Bulog di Panen Raya 2025
- Data BPS: Inflasi Tahunan Maret 2025 Lebih Rendah dari Tahun Lalu
- Usai Lebaran, Herman Deru Ikut Panen Raya Serentak Bersama Presiden Prabowo di Kabupaten OKI