Kendalikan Inflasi, Mentan SYL Dukung Penuh Pengembangan Cabai di Lombok Timur
Dia menyebutkan dengan jumlah cabai sebanyak itu bisa menghasilkan Rp 30 juta per panen.
Karena itu dibanding tanaman lain, cabai sangat menjanjikan.
"Cabai bisa tanam dan panen empat kali setahun. Cabai tidak hanya dikonsumsi, tetapi juga untuk keperluan lainya, seperti kosmetik dan farmasi," sebutnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menambahkan data Early Warning System (EWS) total produksi cabai rawit nasional pada September diperkirakan sebesar 109.936 ton.
Sementara itu, kebutuhan sebesar 75.162 ton sehingga neraca cabai rawit surplus sebesar 34.774 ton.
Untuk cabai besar, total produksi nasional diperkirakan sebesar 85.817 ton, dan kebutuhan sebesar 74.959 ton sehingga neraca cabai besar surplus sebesar 10.858 ton.
"Artinya, pasokan cabai nasional pada bulan September aman," kata Dirjen Prihasto.
Pada 2022 lalu, kata Dirjen Prishasto, komoditas cabai menjadi salah satu penyumbang inflasi sebagai akibat dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
Mentan SYL mendukung penuh pengembangan cabai yang merupakan salah satu komoditas yang berkontribusi mengendalikan inflasi di Lombok Timur
- DWP Kementan Memperkuat Peran Strategisnya Sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045
- PPN 12 Persen Berpotensi Picu Inflasi Serius
- Pasar Keuangan Global Makin Tak Pasti, Negara Berkembang Perlu Waspada
- Siswa SD di Lombok Timur Hilang Terseret Arus Air Jaringan Irigasi
- Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Bagikan Ribuan Benih Buah di CFD Bekasi
- Pria di NTB Perkosa Teman Anaknya yang Main ke Rumah, Begini Kejadiannya