Kendaraan pakai BBM Beroktan Rendah, Biang Kerok Polusi di Jakarta

Kendaraan pakai BBM Beroktan Rendah, Biang Kerok Polusi di Jakarta
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai penggunaan BBM beroktan rendah berkontribusi terhadap polusi di Jakarta.

Lebih dari 30 persen bensin premium digunakan oleh kendaraan bermotor. Jika premium tidak dihapus, kota Jakarta akan tenggelam oleh polusi.

"Penyebab polusi udara tinggi karena banyak kendaraan masih mengonsumsi BBM yang memiliki oktan rendah. Mestinya pemerintah satu suara mencari solusi yang terbaik," katanya, Rabu (1/7).

Penghapusan BBM yang tidak ramah lingkungan seperti premium, juga sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sebagaimana Perjanjian Paris (Paris Protokol), yang telah diratifikasi.

"Pengurangan emisi karbon antara 29-40 persen akan sulit tercapai jika masyarakat masih dominan menggunakan BBM yang tidak ramah lingkungan," ujarnya.

Pemerintah pusat sebenarnya telah menetapkan Premium hanya berlaku di luar Pulau Jawa. "Tinggal komitmen saja pelaksanaannya bagaimana," tegasnya.

Sementara Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, memperbaiki kualitas udara di Jakarta bukanlah langkah mudah.

Sebagai kota besar dengan jumlah penduduk 11,6 juta jiwa atau dengan tingkat kepadatan 16.704 jiwa/km, perlu upaya bersama agar ibu kota dapat menghadirkan lingkungan dengan udara yang sehat bagi warganya.

Biang kerok polusi udara di Jakarta adalah kendaraan memakai BBM yang tidak ramah lingkungan, beroktan rendah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News