Kenikmatan Para TKI Bekerja di Masjidilharam

Gaji Dikirim Semua, Hidup dengan Ceperan

Kenikmatan Para TKI Bekerja di Masjidilharam
Kenikmatan Para TKI Bekerja di Masjidilharam

"Ya dibetah-betahin. Namanya kerja merantau, ya harus menikmati pekerjaan," ujar Anjang ketika ditanya perasaannya mengabdi di negeri monarki tersebut.

Yang terutama membuat Anjang merasa nikmat adalah kesempatan bekerja di area masjid yang dijadikan salah satu simbol Islam tersebut. Selain itu, tiap hari dia bersua dengan Kakbah, kiblat salat orang sedunia.

 

Alasan lain, pekerjaan yang diemban tidak terlampau berat. Dalam sehari lelaki lajang berusia 20 tahunan itu bekerja persis delapan jam. Para pekerja di sana dibagi menjadi tiga sif. Ada yang kebagian bekerja pukul 06.00-14.00, 14.00-22.00, dan 22.00-06.00. Dalam seminggu, mereka mendapat libur sehari. Hari libur ditentukan koordinator pekerja.

 

Waktu luang mereka gunakan untuk beribadah atau berjalan-jalan. Kadang juga bermain bola bersama teman-teman di sekitar kediaman mereka. Anjang tidak mengambil kerja sambilan di luar.

Sekitar dua ratus pekerja asal Indonesia bekerja di Masjidilharam, Makkah. Gajinya memang terbatas. Tapi, banyak alasan yang membuat mereka betah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News