Kenikmatan Para TKI Bekerja di Masjidilharam
Gaji Dikirim Semua, Hidup dengan Ceperan
Sabtu, 02 April 2011 – 08:08 WIB
Hanya makan dan kebutuhan harian pribadi yang harus dipenuhi sendiri. Untuk hiburan, para pekerja bisa berurunan membeli televisi serta parabola satelit untuk menangkap saluran televisi Indonesia.
Perkara gaji, memang tidak terlalu besar. Anjang mengaku menerima 520 riyal atau sekitar Rp 1,3 juta per bulan (kurs 1 riyal = Rp 2.500). Dia mengirimkan sebagian gajinya ke kampung halaman. "Kalau saya pegang semua, pasti habis-habis terus. Namanya juga orang bujang. Saya kirim ke kampung buat ditabung orang rumah," ujarnya.
Mekanisme keuangan ala Anjang itu rata-rata juga dilakukan rekan-rekannya sesama TKI di Masjidilharam. Diman, pekerja asal Jawa Barat, bahkan mengaku mengirimkan semua gajinya kepada keluarga di tempat asal.
Tapi, Anjang, Diman, maupun para TKI lain yang bekerja di Masjidilharam toh mengaku tak pernah mengalami masalah keuangan. Kok bisa" Ternyata rahasianya ada pada "ceperan".
Sekitar dua ratus pekerja asal Indonesia bekerja di Masjidilharam, Makkah. Gajinya memang terbatas. Tapi, banyak alasan yang membuat mereka betah
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara