Kenyang Disiksa, Setahun Lebih Tunggu Pengampunan Raja
Sabtu, 23 Januari 2010 – 02:39 WIB
"Saya benar-benar lupa apa yang terjadi. Tiba-tiba saya sudah berada di balai polis (kantor polisi, Red) dengan baju berlumuran darah. Selama ini saya tahu bahwa saya membunuh itu dari keterangan teman dan orang lain," ujar Adi.
Setelah peristiwa itu, Adi menjadi tersangka pembunuhan dan ditahan di penjara Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Selama tiga tahun dipenjara, dia tiga kali menjalani persidangan. Selama itu pula KBRI Kuala Lumpur tidak mengetahui kasus yang menimpa buruh migran tersebut. Akibatnya, dia menjalani proses hukum tanpa pendampingan pengacara yang berkualitas. "Waktu itu hidup seperti di neraka. Saya sudah kenyang disiksa dan dipukuli penjaga penjara," tuturnya.
Aktivis Migrant Care yang mendampingi Adi melalui hari-hari itu, Anis Hidayah, mengatakan bahwa awalnya adalah media di Indonesia yang berperan di balik proses hukum Adi. Sebab, setelah diekspos media massa Indonesia, barulah KBRI mencari tahu kronologi kasus Adi. Pada 26 Januari 2005, KBRI Kuala Lumpur mengirimkan surat resmi kepada keluarga Adi perihal kasus tersebut. "Dan, baru pada saat memasuki sidang keempat, KBRI mendampingi Adi, sekaligus menunjuk dua orang pengacara, yaitu Sulaimi Suloh dan Yasin," kata Anis.
Berdasar catatan Anis, pada 16 Februari 2005, kedua orangtua Adi, Zakiah dan Asnawi, didampingi sang kakak, Saiful, datang ke Malaysia. Setelah tiga hari di Malaysia, mereka belum bisa mengunjungi Adi di penjara karena kendala administratif dan protokoler KBRI. Beruntung, pada saat yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan lawatan ke Malaysia.
Zuhaidi bin Asnawi dijatuhi vonis gantung di pengadilan Malaysia. Itu terjadi setelah TKI (Tenaga Kerja Indonesia) asal Lombok Barat tersebut dinyatakan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408