Kenyataan Pahit soal Limbah B3 Indonesia, Pak Luhut Langsung Bertitah: Tidak Ada Waktu Main-main
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyebutkan peningkatan limbah B3 medis mencapai perkiraan 18 juta ton bulan ini.
"Sangat membahayakan buat kita semua," ujar Luhut saat berkoordinasi dengan berbagai Kementerian Lembaga untuk menindaklanjuti Rapat Terbatas Presiden mengenai Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) Medis COVID-19.
Dia memberikan instruksi bagi berbagai K/L terkait untuk dapat bersinergi dan bekerja langsung dalam menangani persoalan ini.
“Kami butuh kerja cepat dan bantuan dari semua pihak, tidak ada waktu main-main, langsung eksekusi saja,” tambahnya
Menurutnya, untuk menurunkan laju limbah B3 medis ini dengan cepat, perlu pemanfaatan alat pengolahan seperti Insinerator, RDF, Autoclave.
“Semua harus dalam negeri, agar cepat selesai dan tidak ditunda-tunda,” jelasnya.
Dia mengimbau BUMN seperti PT. Pindad untuk mengerahkan unit-unit insineratornya dan memproduksinya dengan kapasitas yang lebih tinggi.
Luhut pun mendorong percepatan industri lainnya seperti RDF.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan membeberkan kenyataan pahit terkait limbah B3.
- Menteri LH Minta Kepala Daerah Berkomitmen Menuntaskan Permasalahan Sampah
- 5 Persemaian Skala Besar Diresmikan untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan
- Polda Kalsel Bongkar Praktik Pembuangan Limbah Medis Ilegal di Kabupaten Banjar
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Kolaborasi Strategis untuk Pengelolaan Limbah B3 Berkelanjutan di Indonesia
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang