Kepala BKKBN: Jangan Sampai Muncul Generasi Stunting di Indonesia
"Sekarang ini dari 1000 orang dewasa yang ketawa sendiri, ngomong sendiri, ODGJ empat orang. Banyak itu," tutur dokter Hasto.
Dokter Hasto menyatakan tekad BKKBN dalam membangun SDM. "Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya. Itu yang bagus. BKKBN tidak hanya meningkatkan kualitas keluarga, tapi juga harus meningkatkan kualitas badannya, dan juga jiwanya," tambahnya.
Dokter Hasto juga mengungkap bahwa saat ini ada yang disebut 'megalomania'. Sebuah karakter yang merasa diri paling hebat, tidak mau dikalahkan. "Itu ternyata termasuk gangguan jiwa ringan," kata dokter Hasto.
Melihat kondisi yang berkembang, dokter Hasto menandaskan bahwa BKKBN dan berbagai elemen, termasuk masyarakat, hendaknya menjaga betul tidak hanya anak tidak stunting, tetapi juga sehat jiwanya untuk Indonesia yang makmur dan sejahtera. Hal itu untuk mencapai Indonesia Emas di tahun 2045.
• Risiko penyakit
Sementara Dr. dr. Riyo Kristian Utomo, MH. Kes, Tenaga Ahli BKKBN menyampaikan terkait salah satu dampak dan kerugian stunting pada anak, yakni sering sakit-sakitan dan berdampak jangka panjang.
"Stunting itu akan berdampak jangka panjang, salah satunya risiko penyakit jantung, penyakit cholesterol, dan lain-lain," sebut Dokter Riyo.
Berdasarkan studi ilmiah diketahui orang yang punya penyakit jantung, gagal jantung, serangan jantung, diabetes, kolesterol dan lainnya ternyata saat lahir memiliki berat badan sangat rendah.
Kepala BKKBN meminta jangan sampai muncul generasi stunting. Generasi harus berkualitas supaya besok bisa mengurus orang tua-orang tua yang sehat
- Pengemudi Taksi Ini Bantu Lansia Pulang ke Rumah, Andre: Pahlawan di Jalanan
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Central Group Hadirkan Klub Premium Bagi Lansia, Pertama di Sekupang
- Milad Ke-5, Laskar Ngawi Menggandeng Agung Intiland Menggelar Sedekah 1000 Lansia
- Warga Musi Rawas Temukan Lansia Meninggal Dunia di Kebun Karet
- Kaltim Andalkan Data Presisi Geospasial untuk Pembangunan