Kepala BMKG: Cuaca Ekstrem Mengancam Ketahanan Pangan
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati menilai laju perubahan iklim yang diperparah dengan kerusakan lingkungan memicu bencana alam.
Hal itu diucapkan Dwikorita saat peringatan Hari Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Nasional (HMKGN) di Jakarta, Kamis (21/7) yang mengambil tema "SDM unggul, BMKG Andal, Indonesia Tangguh".
Menurutnya cuaca ekstrem karena kerusakan lingkungan menyebabkan berbagai bencana alam hidrometeorologi seperti siklon tropis, banjir, banjir bandang, tanah longsor, puting beliung, gelombang tinggi laut, dan lain sebagainya.
"Cuaca ekstrem yang intensitasnya makin sering dan durasinya panjang ini juga mengancam ketahanan pangan nasional," ungkap Dwikorita dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (23/7).
Saat ini, kata dia, risiko krisis pangan akibat cuaca ekstrem makin diperaparah dengan kondisi pascapandemi Covid-19 dan perang antara Rusia-Ukraina yang menganggu rantai pasok pangan dan energi global.
Apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan menjalar ke berbagai persoalan lainnya, termasuk ekonomi dan politik.
Oleh karena itu, BMKG mengajak seluruh komponen masyarakat menjaga kelestarian alam untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
"Kami (BMKG-red) terus melakukan pendampingan kepada para petani dan nelayan agar mampu memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim," katanya.
Kelapa BMKG menyebut cuaca ekstrem yang intensitasnya makin sering dan durasinya panjang ini juga mengancam ketahanan pangan nasional
- Peringatan Ekstrem dari BMKG Untuk 12 Daerah, Ada Pemain Baru
- Cuaca Ekstrem Tak Pengaruhi Aktivitas Penerbangan Bandara Ahmad Yani Semarang
- Cuaca Hari Ini, Hujan Ringan Berpotensi Mengguyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia
- Peringatan Dini Awal Februari 2025: Jateng Waspada Angin Kencang
- Aceh Selatan Diguncang Gempa Magnitudo 6,2
- Berselimut Kabut, Bukit Gombel Semarang Terasa di Dieng