Kepala BPPSDMP Kementan Sebut Pangan seperti NKRI, Harus Harga Mati

Kepala BPPSDMP Kementan Sebut Pangan seperti NKRI, Harus Harga Mati
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi memberi pengarahan kepada para penyuluh pertanian di BPP Abiansemal, Kabupaten Badung, Jumat (17/9). Foto: BPPSDMP

jpnn.com, BADUNG - Penyuluh pertanian sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian, selain petani.

Merekalah yang menjadi ujung tombak meningkatkan kualitas petani hingga mampu menggenjot produktivitas.

"Penyuluh merupakan teman senafas dan seperjuangan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Perannya sangat penting dan sangat mulia karena menyediakan pangan bagi rakyat Indonesia, bahkan dunia," kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi saat memberi pengarahan kepada para penyuluh pertanian di BPP Abiansemal, Kabupaten Badung, Jumat (17/9).

Dedi juga menyampaikan, di tengah masa pandemi ini yang menyelamatkan ekonomi Indonesia adalah sektor pertanian.

Artinya dengan kata lain, petani dan penyuluhlah yang menyelamatkan ekonomi nasional dan daerah, di saat sektor-sektor lain terpuruk karena wabah Corona.

"Sektor pertanian mampu bertahan dan justru tangguh di era pandemi karena tumbuh positif, bahkan menyerap tenaga kerja terbesar saat ini. Sektor ini di daerah menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang terdampak pandemi, seperti orang yang terkena PHK maupun pengurangan karyawan," kata Dedi.

Melihat fakta-fakta pentingnya sektor pertanian tersebut, Dedi bahkan menegaskan, seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pangan itu harga mati.

"Pangan itu kebutuhan pokok. Pangan itu sama dengan NKRI. Harus harga mati. Karena negara tidak boleh krisis pangan. Artinya pertanian itu harga mati, petani dan penyuluh juga harga mati. Luar biasa perannya untuk pembangunan pertanian Indonesia," lanjut Dedi.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi memberi pengarahan kepada para penyuluh pertanian di BPP Abiansemal, Kabupaten Badung, Jumat (17/9).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News