Kepala Daerah Jangan Tuntut Kelulusan 100 Persen
Rawan Berujung Praktek Pelanggaran
Sabtu, 07 April 2012 – 06:05 WIB
KENDARI - Setiap mendekati pelaksanaan ujian nasional (unas), kepala daerah ramai-ramai menarget angka kelulusan 100 persen. Ulah kepala daerah seperti ini, mendapat respon negatif dari pihak perguruan tinggi selaku pengawas unas tingkat SMA dan sederajat. Diantara yang paling beresiko adalah, jajaran di dinas pendidikan kabupaten atau kota menjadi tertekan dari seruan target tadi. Posisi mereka di dinas pendidikan menjadi terancam jika perolehan unas jelek. Sehingga, mereka nekat melakukan pelanggaran dalam pelaksanaan unas.
Diantara perguruan tinggi yang meminta kepala daerah tidak menarget kelulusan unas 100 persen adalah Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Usai peresmian gedung pascasarjana oleh Mendikbud Mohammad Nuh, Pembantu Rektor I Universitas Haluoleo La Sara kemarin (6/4) mengatakan, sikap kepala daerah tadi merupakan wujud dari intervensi politik.
"Kita sudah menyerukan melalui dinas pendidikan, supaya kepala daerah tidak mengumbar target kelulusan unas 100 persen," katanya. Dia menuturkan, banyak sekali dampak negatif dari sikap kepala daerah yang memasang target kelulusan unas 100 persen tadi.
Baca Juga:
KENDARI - Setiap mendekati pelaksanaan ujian nasional (unas), kepala daerah ramai-ramai menarget angka kelulusan 100 persen. Ulah kepala daerah seperti
BERITA TERKAIT
- Luo Yuan Yuan jadi Mahasiswa Asing Pertama Raih Doktor di Untar dengan IPK Sempurna
- Guru ASN PPPK & Honorer Tendik Minta Kenaikan Gaji Merata, Ingatkan Janji Prabowo
- Komitmen Cambridge English Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia
- Dukung Program Pemerintah, Polres Bolmong Bagikan Makanan Gratis kepada Siswa SD
- Menurut Ketum PGRI, Banyak Banget Tantangan Guru Masa Kini
- Menkeu Bilang Tugas Guru Sangat Berat, Mendikdasmen Bicara Sertifikasi PNS, PPPK, Honorer