Kepala Mantan Presiden Yaman Didor Sniper Houti
jpnn.com, SANAA - Nyawa mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh melayang di tangan mantan sekutunya, kelompok militan Houthi. Berita tentang kematian Saleh itu disiarkan oleh saluran televisi Al Arabiya kemarin, Senin (4/12).
Sebelum berita kematiannya menyebar, tersiar kabar bahwa rumah Saleh di Sanaa dibom pemberontak yang didukung oleh Iran itu.
Kabarnya, penembak jitu Houthi yang menghabisi nyawa politikus 75 tahun tersebut. Dalam video yang disebar oleh Houthi, tampak jenazah Saleh yang mengenakan baju abu-abu diusung dengan menggunakan selimut merah. Tampak luka di salah satu sisi kepalanya.
Dulu, Saleh dan Houthi berkoalisi untuk menggulingkan pemerintahan Yaman yang sah. Namun, belakangan mereka berebut kekuasaan di Sanaa.
Bahkan, dua hari lalu, Saleh mengatakan akan meninggalkan kerja samanya dengan Houthi dan beralih kubu ke koalisi yang dipimpin Saudi. Houthi pun memberlakukan tahanan rumah untuk Saleh.
Sebenarnya, sejak Rabu (29/11) pasukan Houthi dan Saleh saling serang. Komite Palang Merah Internasional mengungkapkan bahwa 125 nyawa melayang dan 238 lainnya terluka dalam pertempuran selama enam hari tersebut.
Pertempuran terjadi sepanjang malam. ’’Kami melewati hari-hari penuh teror,’’ ujar penduduk Sanaa Mohammed Al Madhaji.
Pasukan Saudi yang ikut menggempur pasukan Houthi dari udara tidak bisa membantu banyak. Pendukung Saleh tetap terdesak.
Nyawa mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh melayang di tangan mantan sekutunya, kelompok militan Houthi
- Teganya, Militan Yaman Jarah Bantuan untuk Korban Kelaparan
- Abaikan Perundingan Damai, Saudi Terus Bombardir Yaman
- Perundingan Damai Yaman - Houti Digelar di Swedia
- Mengejutkan, Pemberontak Houti Ajak AS dan Saudi Berdamai
- Yaman Rebut Hudaida, Houti Berseru Kemenangan Islam
- Ngeri, Pangeran Mohammed Perintahkan Pembunuhan Tokoh Houti