Kepala Sekolah Bantah Terima Dana dari Turki
jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah Turki menuding Organisasi Fethullah Gulen (FETO) mengalirkan dana ke sejumlah sekolah di Indonesia.
Termasuk di antaranya Sekolah Kharisma Bangsa, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Rekomendasi penutupan sekolah tersebut dikeluarkan melalui Kedutaan Turki di Jakarta.
Kepala Sekolah Kharisma Bangsa, Sutirto mengatakan pihak Turki tidak bisa melakukan intervensi terhadap sekolah yang ada di Tanah Air. Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyif Erdogan menunding FETO sebagai organisasi teroris yang telah melakukan kudeta atas kekuasannya.
Sutirto juga mengatakan, tindakan Pemerintah Turki yang meminta penutupan sekolahnya itu sudah mencampuradukkan urusan politik dengan lembaga pendidikan.
”Pendiri Yayasan Kharisma Bangsa adalah warga negara Indonesia yaitu Ibu Djusni Djohan. Jadi sekolah ini murni sekolah Indonesia,” ucapnya juga.
Dijelaskan Sutirto, sekolah yang dipimpinnya itu merupakan sekolah berbasis Sains (IPA). Dengan tujuan mendidik dan membangun karakter yang fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, akhlak dan bukan berbasis agama.
”Di sini ada yang beragama Islam, Hindu, Budha. Jadi Kharisma Bangsa memang bukan sekolah berbasis agama. Kami tidak pernah menuliskan bahwa Kharisma Bangsa adalah sekolah agama,” ungkapnya.
Sekolah dengan konsep asrama atau disebut Bilingual Boarding School tersebut, memiliki dewan guru dari berbagai negara. Tenaga pengajar asing berasal dari Turki, tapi juga Eropa, Amerika dan Filipina.
JAKARTA - Pemerintah Turki menuding Organisasi Fethullah Gulen (FETO) mengalirkan dana ke sejumlah sekolah di Indonesia. Termasuk di
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life