Kepala Sekolah Pemulung ke Motivator Mahasiswa

Lombok dan Terong di Secuil Lahan untuk Tambahan Kocek

Kepala Sekolah Pemulung ke Motivator Mahasiswa
Kepala Sekolah Pemulung ke Motivator Mahasiswa

Sementara itu, dari berburu sampah, Mahmud yang diangkat menjadi kepala MTs Safinatul Husnah pada 1990 tersebut bisa mengantongi sampai Rp 1,5 juta. "Semua itu saya lakukan untuk menjaga dapur tetap ngebul," ujar suami Jumiati tersebut ketika ditemui belum lama ini. "Uang dari hasil memulung kami gunakan untuk sedikit simpanan dan menyekolahkan anak."

Kini setelah pensiun dini tahun lalu karena merasa stres dengan kondisi pendidikan di sekitarnya, Mahmud bisa mencurahkan tenaga untuk memulung. Dia juga tak perlu lagi pusing dengan kontroversi yang sempat merebak ketika film dokumenter tentang dirinya ditayangkan. Yakni, berupa kecaman dari pejabat Dinas Pendidikan DKI Jakarta serta beberapa tetangga yang menganggap tak sepantasnya seorang kepala sekolah berburu sampah.

Namun, sekarang, seiring dengan umur yang mulai menua, Mahmud harus mengakui bahwa dirinya kalah cekatan mengais sampah dibanding pemulung muda. Untuk menghibur diri dan sedikit menambah kocek, dia menanami secuil lahan pengembang perumahan yang tak jauh dari kediamannya dengan aneka sayuran. Misalnya, lombok, terong, sawi, hingga kangkung.

Beruntung, sisa-sisa popularitas lewat film Kepala Sekolahku Pemulung mendatangkan rezeki lain kepada ayah Aidatul Aulia, 26; Ridwan Abimanyu, 23; dan Ade Irma Yunita, 20, tersebut. Yakni, menjadi motivator mahasiswa.

Empat tahun silam, Mahmud menggegerkan Jakarta karena menjadi kepala sekolah yang merangkap pemulung. Kini setelah pensiun dia laris diundang ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News