Kepala Suku Harus Dirayu 2 Jam, Dikasih Rp 50 Ribu Tersenyum
Pakaian dan uang tunai yang dibawa nantinya diberikan kepada warga Tayawi sebagai “iming-iming”. Ya, sebagai iming-iming agar mau direkam. Warga tentu saja bersemangat diiming-imingi begitu.
Meski begitu, ternyata tetap tak mudah merekam data mereka. Padahal petugas sengaja memilih kepala suku Dimono Mesak untuk direkam duluan. Logikanya, setelah melihat Dimono direkam, warga lain pasti akan mengikuti.
Nyatanya, untuk merekam Dimono sendiri butuh waktu hingga 2 jam. Sang kepala suku menolak direkam. Ia tak mau difoto, juga diambil sampel sidik jarinya.
Saat petugas memanggil namanya untuk maju, Dimono enggan beranjak. Kepala suku itu ketakutan.
”Jadi kita bujuk kepala suku ini, hampir 2 jam baru perekaman bisa mulai. Dia tidak berani maju, karena mentalnya tidak kuat,” kata Hasbi.
Setelah dibujuk perlahan-lahan, Dimono akhirnya mau. Dengan kaos lusuh tanpa lengan dan nyeker, ia dipotret, direkam sidik jarinya, diisi data pribadinya.
Begitu kelar, Dimono diberi uang Rp 50 ribu dan mendapat bantuan pakaian layak pakai atas kerja samanya.
Tersenyum lebar, Dimono lalu menginstruksikan warganya untuk maju satu per satu melakukan perekaman.
Melakukan perekaman pembuatan e-KTP untuk warga suku terasing Tobelo Dalam perlu kesabaran.
- KPK Sebut Belum Ada Tersangka Baru terkait Kasus e-KTP
- Demi Menyukseskan Pilkada 2024, Wamendagri Bima Arya Dorong Penerbitan E-KTP Bagi Pemilih Pemula
- Rakornas II Dukcapil, Wamendagri Bima Arya: Pastikan Hak Pilih untuk Pemilih Marginal Terjamin
- Usut Kasus Korupsi e-KTP, KPK Panggil Dirut PT Quadra Solution Anang Sugiana
- Perekaman KTP Pemilih Pula di Bogor Ditargetkan Capai 100%
- Implementasi Program KTP Sakti Ganjar Menjamin Bansos Tepat Sasaran