Kepalsuan SBY
Oleh; Tomy C. Gutomo*
jpnn.com - SANDIWARA politik kembali dipertontonkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketua umum Partai Demokrat yang juga presiden RI yang sebentar lagi lengser itu adalah aktor utama keberhasilan Koalisi Merah Putih (KMP) mengegolkan pemilihan kepala daerah (pilkada) melalui DPRD.
Beberapa jam setelah Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengetukkan palu tanda disahkannya Undang-Undang (UU) Pilkada yang baru, SBY berakting sedih. Dari Washington DC, SBY menyatakan kecewa atas hasil voting DPR kemarin dini hari (26/9). Untuk meyakinkan aktingnya itu, SBY kemudian memerintah Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengusut dalang aksi walkout (WO) Fraksi Partai Demokrat (FPD) saat rapat paripurna.
FPD merupakan penentu dalam pengambilan keputusan pada rapat paripurna yang dimulai Kamis siang (25/9) tersebut. Seperti kita saksikan bersama, sebenarnya peluang kemenangan opsi pilkada langsung dengan penambahan sepuluh poin yang diusulkan Demokrat sudah ada di depan mata.
Fraksi PDIP, FPKB, dan Fraksi Partai Hanura sudah menyatakan mendukung opsi itu. Namun anehnya, setelah opsinya mendapat dukungan dan bakal menang, Benny K. Harman yang menjadi juru bicara FPD malah menyatakan bahwa fraksinya netral.
Tidak cukup itu, Benny yang memiliki nama tengah Kabur mengatakan bahwa fraksinya kabur alias wo. WO-nya FPD tidak berarti netral. Substansi WO FPD adalah mendukung pilkada melalui DPRD. FPD pasti menyadari, kalau mereka abstain atau WO, pemenangnya adalah opsi pilkada melalui DPRD. Jadi, dalam rapat paripurna DPR tersebut, FPD menjadi ”pahlawan” bagi KMP.
FPD awalnya ingin memecah suara pendukung pilkada langsung dengan mengusulkan opsi ketiga setelah opsi pilkada langsung dan pilkada melalui DPRD. Harapannya, dengan muncul tiga opsi, pemenangnya tetap opsi pilkada melalui DPRD. Namun, ternyata FPDIP, FPKB, dan Fraksi Hanura mendukung opsi FPD.
Kalau opsi ketiga bisa dipaksakan masuk, tentu mau tidak mau FPD akan memilih opsi yang diusungnya sendiri. Tapi, karena niat FPD sebenarnya adalah mengegolkan pilkada melalui DPRD, mereka memilih WO agar tidak terjebak dalam voting.
Gelagat Demokrat dan SBY mendukung pilkada langsung sebenarnya sudah terlihat sebelum rapat paripurna digelar. Statemen SBY yang mendukung pilkada langsung di YouTube pada pertengahan September 2014 tidak lebih dari sekadar PHP (pemberi harapan palsu). Sama persis ketika SBY menggelar konvensi Partai Demokrat yang kemudian dimenangi Dahlan Iskan. Konvensi itu hanya PHP dan tidak ada artinya karena pemenangnya bukan yang diinginkan SBY. Setelah membuat pernyataan di YouTube, SBY kebanjiran pujian. Semua terbuai silat lidah pencipta lagu Rinduku Padamu itu.
SANDIWARA politik kembali dipertontonkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketua umum Partai Demokrat yang juga presiden RI yang sebentar lagi lengser
- Brengkes Ikan, Cara Perempuan Menyangga Kebudayaan
- Negara Federal Solusi: Kucing Lebih Diterima Istana Ketimbang Orang Kawasan Timur
- Kementerian Baru dan Masa Depan Kebudayaan
- Negara Jangan Hanya Mencintai Sumber Daya Alam Kawasan Timur Indonesia
- Ketahanan Pangan Bermula dari Rumah
- Gerakan Mahasiswa: Instrumen Mewujudkan Indonesia Emas 2045