Kepercayaan Luntur, Masyarakat Pilih Mendewakan Medsos

Faktor lain adalah dari sisi pemilik media yang kebanyakan memiliki syahwat politik yang luar biasa.
Tidak jarang, demi memenuhi hasrat politik dan kepentingannya, pemilik media mengarahkan dukungan kepada keuatan politik tertentu.
Selain itu, ada pula persoalan idealisme media. Pertentangan terkait masalah idealisme tidak terhindarkan.
Idealisme yang dimiliki bawahan misalnya, sering tidak berdaya ketika berhadapan dengan pemilik modal.
“Siapa yang ditakuti di industri media, ya sudah pasti pemilik modal," ujarnya.
Heri juga melihat mahalnya biaya politik di media mainstream juga menyebabkan orang beralih ke media sosial.
Dia mencontohkan, biaya iklan di media mainstream yang tidak murah, tentu membuat orang berpikir untuk menggunakannya misalnya untuk promosi politik.
"Cost politik yang tinggi seperti membayar iklan di media mainstream yang mahal, membuat orang akhirnya lari ke media sosial," papar direktur eksekutif lembaga Polcomm Institute itu.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Heri Budianto mengatakan, masyarakat akan kehilangan kepercayaan ketika media mainstream
- Hari Musik Nasional 2025, Vinyl Indonesia Raya dari 8 Versi Diluncurkan
- Berdialog dengan Fadli Zon, Putu Rudana: Seni Budaya Harus Jadi Mercusuar Bernegara
- Piring Kembar
- Bawa Diplomasi Budaya di Lawatan Prabowo, Fadli Zon Teken Kesepakatan dengan Menteri Kebudayaan India
- Fadli Zon Kunjungi Surakarta, Ahli Waris Panembahan Hardjonagoro Hibahkan 47 Arca
- Fadli Zon Targetkan Situs Kesultanan Banten Lama jadi Cagar Budaya Nasional di 2025