Kepercayaan Luntur, Masyarakat Pilih Mendewakan Medsos

Di sisi lain, Heri berpandangan kehadiran buzzer membuat rusak media sosial. Menurut dia, media sosial seharusnya bisa dipakai untuk edukasi politik ketika media mainstream tidak bisa melakukannya.
Namun, kehadiran buzzer justru membuat persoalan baru. Heri menambahkan, perlu dipikirkan regulasi media sosial tidak disalahgunakan.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, peran media di dalam demokrasi tidak bisa dipisahkan.
Suara di mana pun, baik itu eksekutif, legislatif, yudikatif dan lainnya tidak akan sampai ke masyarakat tanpa ada media.
"Tidak ada demokrasi tanpa kebebasan pers," tegasnya di kesempatan itu.
Fadli mengatakan, perubahan penggunaan media dari konvensional ke digital turut merubah perilaku sosial dan politik masyarakat.
"Peran media akan mengubah perilaku politik masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat kini sudah bisa memilih banyak media untuk dikonsumsi. Banyak dari masyarakat yang sudah tidak lagi menonton televisi dan beralih ke YouTube.
"Sudah bisa memilih apa yang mau ditonton, bukan (apa saja) yang disajikan," ujarnya.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Heri Budianto mengatakan, masyarakat akan kehilangan kepercayaan ketika media mainstream
- Titiek Puspa Meninggal Dunia, Fadli Zon Turut Berduka
- Tarif Trump Ancam Ekspor, HKTI Dorong Pemerintah Lindungi Petani
- Jadi Ketua Dewan Pembina PARFI '56, Fadli Zon Sampaikan Komitmen untuk Industri Film
- Di Hong Kong, Fadli Zon Banggakan Film Nasional kian Mengglobal
- Hong Kong International FILMART 2025, Fadli Zon: Saatnya Indonesia Jadi Pemain Utama
- Hari Musik Nasional 2025, Vinyl Indonesia Raya dari 8 Versi Diluncurkan