Debat Cagub DKI
Kepolisian Dua Kali Ingatkan Pendukung Agus-Sylvi
jpnn.com - jpnn.com - Suasana di depan Gedung Bidakara, Jakarta Selatan tempat berlangsungnya debat terbuka tiga pasangan calon Gubernur DKI Jakarta, mulai menghangat sejak Pukul 18.00 WIB, Jumat (13/1) petang.
Masing-masing pendukung dengan seragam dan umbul-umbul ciri khas paslon, mulai memenuhi area sekitar gedung.
Bahkan massa dari Agus Harimurti Yudhoyono-Syliana Murni, mulai menyanyikan yel-yel dukungan.
"Agus-Sylvi menang, Agus-Sylvi menang," teriak para pendukung yang mengenakan seragam khas kemeja hitam lengan panjang, diiringi tabuhan genderang dan tiupan terompet.
Aksi massa tersebut rupanya mendapat perhatian aparat kepolisian. Lewat pengeras suara, para pendukung masing-masing paslon diminta untuk tidak membunyikan alat musik. Karena dikhawatirkan mengganggu jalannya debat terbuka.
"Kami imbau para pendukung paslon nomor urut 1, 2 maupun 3, untuk tidak membunyikan alat musik, karena dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan di dalam," ujar salah seorang petugas kepolisian wanita dari pengeras suara.
Menanggapi imbauan tersebut, yel-yel dari pendukung Agus-Sylvi sempat berhenti sesaat. Namun usai adzan maghrib, mereka kembali meneriakkan dukungan. Hingga membuat aparat kepolisian kembali mengingatkan.
Dari pantauan di lapangan, hingga Pukul 18.50 WIB, baru pasangan Agus-Sylvi yang secara aktif meneriakkan yel-yel dukungan. Sementara pendukung dua paslon lain, belum terlihat.(gir/jpnn)
Suasana di depan Gedung Bidakara, Jakarta Selatan tempat berlangsungnya debat terbuka tiga pasangan calon Gubernur DKI Jakarta, mulai menghangat
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Disebut Berutang Budi kepada Prabowo, Anies: Aspirasi Warga Jakarta Telah Ditunaikan
- Soal Utang Anies Baswedan, Sandiaga Sudah Salat Istikharah, Begini
- Pakar Hukum Sebut Pembubaran FPI Berkaitan dengan Kekalahan Ahok di Pilkada DKI
- Prabowo Kalah di Survei Charta, Hidayat Ungkit Pilkada DKI
- Hmmm, Kisah Tim Buzzer Ahok Hasil Investigasi Media Inggris
- Mau Kalahkan Jokowi Pakai Model Pilkada DKI? Sulit Sekali!