Kepulangan Terakhir Yuli Bersama Suami dan Dua Buah Hati

Kepulangan Terakhir Yuli Bersama Suami dan Dua Buah Hati
DUKA: Theo Lekatompessy, adik kandung dari Charles Tamtelahitu, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di perbatasan Ukraina-Rusia, menerima ucapan duka dari kerabatnya, Jumat (18/7). Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos

Itu mereka lakukan untuk menjaga kesehatan ibunya yang baru saja sembuh dari sakit. ”Dari tadi, kalau ada tamu, saya sampaikan ke ibu bahwa sedang ada arisan rombongan istri saya,” ujar pensiunan pegawai Humas Pemkab Wonosobo itu.

Dadit berkisah, sebelum pergi ke Belanda, Ninik menikah dengan Cahyono dan dikaruniai satu anak yang dinamai Hani Pratiwi, 26. Namun, beberapa tahun lalu Cahyono meninggal. Di Belanda, Ninik tinggal di Kota Eindhoven bersama dengan kakaknya, Yuriah Tanzil yang merupakan seniman lukis. Sehari-hari Ninik bekerja di sebuah toko roti.

Di waktu luangnya, Ninik mengajarkan berbagai seni budaya Indonesia, mulai jenis tarian hingga makanan khas Indonesia. ”Ninik termasuk orang yang tidak bisa diam. Dia bisa menari, bisa memasak. Hal itulah yang disukai orang-orang Belanda di sana, karena Ninik pandai memasak, terutama makanan khas Indonesia,” ungkap Dadit.

Charles Tamtelahitu, 63

Malang benar nasib Charles Tamtelahitu, 63. Maksud hati ingin datang ke pemakaman sang bunda, Agustine Hermelina Lekatompessy, kemarin (18/7), tapi ajal justru menjemputnya. Dia menjadi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah perbatasan Ukraina-Rusia.

Theo Lekatompessy, adik Charles, menceritakan sempat mengontak sang kakak untuk memberitahukan bahwa ibunya meninggal pada Rabu (16/7). Sang kakak pun akhirnya memutuskan untuk berangkat dari Amsterdam, Belanda, pada Kamis (17/7). ”Sekitar jam 12 siang waktu setempat,” ujarnya saat ditemui di tempat persemayaman jenazah Adi Yasa kemarin.

Theo mengungkapkan, sebelum akhirnya terbang, Charles sempat menemui beberapa kesulitan untuk menuju Surabaya. Salah satunya terkait dengan tiket. Dia menceritakan sempat mencari tiket untuk tiga orang. Yakni, untuk Charles dan dua anaknya. Theo berusaha mencari tiket dari berbagai maskapai penerbangan untuk mereka. ”Namun, tiket menuju Jakarta pun tidak kunjung didapatkan,” ujar Theo, yang juga Presdir PT Humpuss Intermoda.

Namun, berkat seorang kenalan di Malaysia Airlines, Theo berinisiatif mencarikan tiket untuk kakaknya. Charles pun mendapatkan tiket pulang-pergi meskipun hanya untuk satu orang. Charles akhirnya memutuskan untuk terbang seorang diri.

DI antara 295 korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di perbatasan Ukraina-Rusia, ada dua keluarga asal Indonesia. Yang satu dari Solo, lainnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News