Kepung Tomcat Sebelum Mewabah
Minggu, 25 Maret 2012 – 04:58 WIB
Masih dari Surabaya, Tjandra mengungkapkan bahwa tim dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) menguji toksin atau cairan tomcat. Dengan pengujian ini akan ditemukan upaya pencegahan atau penyembuhan. Tapi, sampai saat ini belum ada hasil dari pengujian tersebut.
Baca Juga:
Perkembangan penanganan potensi penyebaran tomcat juga datang dari kawasan Jogjakarta. "Laporannya, penderita masih terbatas gatal-gatal, memerah, dan panas lokal," kata Tjandra.
Tjandra mengatakan, warga di Jogjakarta menuturkan bahwa populasi tomcat meningkat ketika rata-rata umur padi yang ditanam petani sekitar 1,5 bulan. Perkembangan tomcat ini terus stabil hingga musim panen. Tomcat punya kebiasaan mengitari lampu rumah warga pada malam hari.
"Warga mengantisipasi dengan memasang lampu perangkap," katanya. Dengan lampu perangkap ini tomcat tidak sampai masuk ke dalam rumah dan menyerang penghuninya.
JAKARTA - Beragam cara dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencegah potensi mewabahnya serangan serangan tomcat. Melalui jajarannya
BERITA TERKAIT
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Bakal Dijerat Pasal Berlapis
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat