Keputusan Bahlil soal Elpiji 3 Kg Dianggap Bahlul

Keputusan Bahlil soal Elpiji 3 Kg Dianggap Bahlul
Ilustrasi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan kebijakan gas melon. Ilustrator: Disway

Belinya pun harus di agen. Pengecer tidak boleh lagi menjual gas melon. Terjadilah penumpukan pembeli di agen-agen. Antre. Panjang. Lama. Banyak yang sampai berantem.

Ada pembeli yang ngotot satu KTP untuk beli empat tabung. Pengotot itu bukan pemakai rumahan. Dia punya warung makanan. Satu tabung tidak cukup.

"Baru sekarang ini saya lihat ada orang bertengkar sambil angkat tabung gas," ujar sumber Disway yang ikut antre jauh dari rumahnya di bilangan Jakarta Selatan pinggiran.

"Sebenarnya saya ini rugi. Antre empat jam kalau untuk jualan sudah dapat uang berapa. Belum lagi ke sininya juga harus buang bensin," Dahlan mengutip keluhan wanita itu.

Caci maki pun disemprotkan kepada Bahlil. Juga ke pemerintah. Meme yang sangat menyakitkan bertebaran di medsos.

Namun, Bahlil menerima itu sebagai tanggung jawab. Dia seperti sempat bersumbu pendek saat Dasco bikin pernyataan dari kursinya sebagai wakil ketua DPR.

"Soal elpiji 3 kg ini bukan kebijakan Presiden Prabowo," ujar Dasco.

Bahlil sendiri merasa langkahnya itu sebagai pelaksanaan dari kebijakan presiden. "Tetapi, ya, sudahlah. Tidak perlu mencari siapa yang salah. Ini tanggung jawab saya," Dahlan menirukan respons Bahlil.

Keputusan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia soal skema distribusi elpiji 3 kg dianggap bahlul. Tidak belajar dari masalah ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News