Keputusan Meta Berhenti Bekerja Sama Dengan Tim Pengecek Fakta Dianggap Berisiko

Meta mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka akan berhenti menggunakan organisasi pemeriksa fakta independen untuk memoderasi konten di platform perusahaan Facebook, Instagram, dan Threads.
CEO Mark Zuckerberg mengatakan pemeriksa fakta "terlalu bias secara politis".
Ia juga mengatakan perubahan yang ia buat akan membantu menegakkan kebebasan berekspresi.
Namun, Koordinator Cek Fakta, Adi Marsiela, mengatakan perubahan aturan tersebut mengkhawatirkan bagi Indonesia, dengan tingkat literasi digitalnya yang rendah.
Indonesia memiliki lebih dari 119 juta pengguna Facebook aktif dan sedikitnya 100 juta pengguna Instagram tahun lalu.
Adi mengatakan berita bohong seperti iklan pekerjaan palsu dan konten bencana lingkungan yang dimonetisasi masih sering menyebar di Indonesia.
Menurutnya media di Indonesia "dalam konteks isu kepemilikan sarat atau dekat dengan kekuasaan".
"Di tengah kondisi literasi digital yang seperti sekarang ini, kehadiran pemeriksaan fakta ini justru jadi sangat mendukung," katanya.
Keputusan Meta untuk memberhentikan kerja sama dengan pemeriksa fakta independen mengancam akurasi konten di media sosial negara Asia termasuk Indonesia
- Keamanan Wisata Air di Bali Dipertanyakan Setelah Turis Australia Meninggal
- Terungkapnya Tindakan Kekerasan di Sejumlah Pusat Penitipan Anak di Australia
- Hadirkan Inovasi Digital, Tugu Insurance Sabet 2 Penghargaan Digital Brand Awards
- Dunia Hari Ini: Paus Fransiskus Menyapa Warga Sebelum Pulang dari Rumah Sakit
- Instagram Bakal Dibekali Meta AI, Bisa Balas Komentar Unggahan Teman
- 5 Berita Terpopuler: Pernyataan Terbaru soal Pengangkatan PPPK & CPNS 2024, Hasan Nasbi Angkat Bicara