Keputusan PDIP Tolak Penundaan Pemilu Patut Dicontoh
jpnn.com, JAKARTA - Usulan penundaan Pemilu 2024 atau perpanjangan masa jabatan presiden menjadi polemik di publik.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpandangan wacana penundaan Pemilu yang digulirkan itu dinilai mengada-ada dan terkesan dibuat-buat.
"Kalau menurut saya itu wacana yang mengada-ada. Itu wacana pembegalan terhadap konstitusi dan demokrasi," kata Ujang saat dihubungi wartawan, Senin (28/2).
Ujang menilai, alasan penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden sebenarnya bukan merupakan aspirasi rakyat.
Apalagi ada yang mengatakan penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden karena faktor ekonomi atau atau marak bencana.
"Semua alasan itu hanya mencari pembenaran saja. Sesungguhnya kita tidak perlu menunda pemilu. Bukan hanya karena bertentangan dengan konstitusi dan tetapi juga bertentangan dengan kehendak rakyat kebanyakan," imbuhnya.
Ujang pun mengingatkan bahwa pemerintah dan DPR dan penyelenggara pemilu sudah melaunching hari pencoblosan yakni 14 Februari 2024. Tahapan-tahapan dari pemilu pun segera dilaksanakan oleh KPU.
"Jadi sesungguhnya ucapan Penundaan Pemilu itu merugikan dirinya dan merugikan bangsa ini," ujarnya.
Usulan penundaan Pemilu 2024 atau perpanjangan masa jabatan presiden menjadi polemik di publik, hal tersebut membuat banyak kecurigaan terhadap publik
- Hasto PDIP: Bu Megawati Mencoblos di Kebagusan bareng Keluarga
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Hasto Tuding Ara Main SARA soal Pramono-Rano Didukung Anies, Prabowo Pasti Tak Suka