Keraguan Ahli Epidemiologi soal Covid-19 Bakal Hilang Setahun Pascavaksinasi
Menurutnya, orang-orang yang terpajan virus itu memiliki modal dalam bentuk antibodi tanpa terinfeksi. "Ini maksudnya menabung antibodi. Jadi ini yang sangat-sangat kita harapkan sebenarnya," bebernya.
Tifauzia menambahkan, herd immunity alamiah membutuhkan 40-70 persen dari populasi terpajan virus. Namun, dia mengaku pesimistis bahwa herd immunity bisa tercipta secara alami di Indonesia.
Oleh karena itu jika istilah herd immunity dipakai di dalam mekanisme vaksinasi, Tifauzia menyebutnya sebagai kekebalan kelompok yang direkayasa.
"Nah ini enggak bisa pemahaman mekanisme herd immunity natural kemudian diidentikkan atau diartikulasikan dengan herd immunity yang kita harapkan muncul dari vaksinasi, ini sesuatu yang sangat berbeda pemahamannya. Jadi ini perlu diperjelas lagi," ujarnya.
Dokter Tifa -panggilan akrabnya- juga memperkirakan pandemi Covid-19 tidak bisa dihentikan dalam 12 bulan sejak vaksinasi. Sepanjang 220 tahun sejarah vaksinasi, katanya, tidak pernah ada virus bisa dihentikan dalam waktu tiga tahun apalagi 12 bulan.
"Enggak ada itu," ujarnya.
Dia lantas mencontohkan vaksin cacar dan polio yang telah terbukti sukses. Menurutnya, vaksin cacar membutuhkan waktu 80 tahun, sedangkan vaksin polio butuh waktu 70 tahun.
"Jangan berharap dengan waktu yang singkat itu Covid akan tereradikasi. Jangan berharap seperti itu," pungkasnya.(esy/jpnn)
Pakar epidemiologi dr Tifauzia Tyassuma mengatakan bahwa vaksin cacar dan polio yang terbukti sukses pun butuh waktu puluhan tahun.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Menkes Dorong Kemandirian Produksi Vaksin Dalam Negeri
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19