Kerajinan Kulit Reptil di Desa Ini Tembus Pasar Asia

Berkaca dari industri tas, dompet, dan ikat pinggang kulit buaya dan ular, Pemerintah Desa Jeungjing berencana menyasar produsen sepatu di desanya. Potensi desa ini bakal menjadi target program pemberdayaan ekonomi perdesaan.
Pemilik industri sepatu, Sunardi, mengaku telah membangun usahanya sejak 2010. Namun, ia menghadapi kendala dalam memajukan industri rumahannya. Sunardi mendapat pesaing muda yang memiliki banyak modal.
”Dulu, awal saya buka usaha ini, saya bisa produksi sampai 350 pasang sepatu per hari. Itu saya kirim ke Jakarta, Semarang, bahkan sampai ke Medan. Tapi sekarang, banyak produsen muda yang mencuri perhatian pasar. Mereka biasanya kan punya modal besar. Jadi, berani memasok barang sebelum pembayaran. Kalau saya sekarang produksinya hanya sesuai pesanan saja. Karena modalnya terbatas,” ungkap Sunardi. (pem/rb/sub)
Kerajinan kulit buaya dan ular rumahan di Desa Jeungjing, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, banyak diminati oleh konsumen dari Korea Selatan, Singapura, dan Vietnam.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Dapat Sambutan Positif, Ramadan Rhapsody 2025 Raup Omzet Fantastis
- Digitalisasi Transaksi Dorong UMKM Pontianak Bersaing di Kancah Nasional
- Keren! Rumah Tamadun Ubah Limbah Jadi Lapangan Kerja Bagi Perempuan dan Warga Binaan
- Sukses Sebelum 30: Eks Pegawai Sukses Merintis Brand Lokal Kingman Bersama Shopee
- Bea Cukai Dorong Potensi Daerah ke Pasar Global dengan Gencar Sosialisasi Ekspor
- ASIPPINDO Dukung Perluasan Askses Pembiayaan Inklusif Bagi Pelaku UMKM