Keramas Ramai-Ramai di Desa Rambut Panjang

Keramas Ramai-Ramai di Desa Rambut Panjang
Para perempuan etnis Red Yao dari Desa Huangluo Yao, Tiongkok, bersama-sama mencuci rambut di sungai. Foto : Giz Factori
Sebelum 1987, kaum hawa Red Yao menganggap rambut mereka sebagai bagian tubuh yang suci. Karena itu, selain suami atau anak-anak mereka, perempuan-perempuan itu tidak mengizinkan orang lain melihat mahkotanya.

Mereka pun menutupi rambut panjang mereka dengan kerudung. Biasanya, mereka melingkarkan rambut di atas kepala sebelum menutupinya dengan kain.

 

Jika kebetulan ada pria yang melihat rambut perempuan yang bukan istri atau ibunya, maka pria itu harus tinggal di rumah sang perempuan selama tiga tahun. Dalam kurun waktu itu, pria yang melanggar aturan tradisi tersebut dianggap sebagai menantu.

Tetapi, kini tradisi itu ditinggalkan. Para perempuan Red Yao pun bebas mengurai rambut di depan umum. Termasuk mencucinya di sungai. (dailymail/hep/c13/ami)

PEMANDANGAN musim panas di tepi Sungai Jinjiang selalu menarik perhatian. Sebab, para perempuan etnis Red Yao dari Desa Huangluo Yao, Tiongkok, bersama-sama


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News