Kerap Berurusan dengan Preman dan Aparat Keamanan
Jumat, 31 Mei 2013 – 05:14 WIB
Kiprah nyata SSC itu menarik perhatian banyak pihak. Bahkan, beberapa penghargaan pernah didapat. Misalnya, pada 29 April lalu Shei memperoleh penghargaan perempuan inspiratif kategori socio activist dalam ajang Telkom Indonesia Digital Women Award 2013. Shei dinilai sebagai sosok yang peka dan peduli terhadap permasalahan sosial. Dia juga aktif "menggerakkan" masyarakat dengan teknologi digital seperti internet.
"Saya bersyukur memperoleh penghargaan ini. Dengan penghargaan ini, setidaknya SSC lebih dikenal dan bisa membuka mata masyarakat bahwa masih banyak anak yang nggak memiliki akses pendidikan," kata Shei saat ditemui di Graha Kencana, Jakarta, Senin lalu (27/5).
Perjalanan Shei membesarkan SSC cukup berliku. Dara 24 tahun itu menginisiasi berdirinya SSC saat masih kuliah di Universitas Paramadina. Pemilik nama lengkap Shefti Lailatul Latiefah tersebut cukup aktif di kampus. Misalnya, dia pernah menjadi Sekjen Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina. Meski demikian, dia merelakan rumahnya dipakai untuk menampung beberapa anak-anak jalanan.
Padahal, Shei adalah perantau. Di ibu kota dia tinggal bersama sepuluh anak jalanan di rumah kos. Anak-anak asuhnya itu rata-rata berprofesi pengamen dan pemulung. Maka, konsekuensinya, Shei harus siap menghidupi mereka. Mulai memberi makan, tempat berlindung, hingga kebutuhan lainnya. Tak heran bila gajinya sering tak bersisa untuk menghidupi anak-anak tersebut.
PRIHATIN dengan banyaknya anak jalanan yang tak terurus, Shei Latiefah turun ke jalan. Lewat komunitas Save Street Child (SSC), dia berupaya untuk
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas