Kerap Berurusan dengan Preman dan Aparat Keamanan
Jumat, 31 Mei 2013 – 05:14 WIB
Pertemuan pertama dengan dua anak jalanan tersebut cukup berkesan bagi Shei. Saking ibanya, Shei berjanji kepada keduanya untuk menemui mereka lagi sepekan kemudian. Pada pertemuan kedua, Shei membawakan keduanya pakaian layak pakai. Dia juga menawari dua bocah yang berprofesi pengamen itu untuk tinggal di rumah kosnya. Kala itu Shei masih tinggal di kawasan Mampang, dekat lokasi kampusnya.
"Saya nggak tega melihat mereka. Mereka tidak punya tempat tinggal. Untuk tidur, kadang di emperan toko, di pasar, bahkan di semak-semak," jelas Shei.
Sejak saat itu Shei selalu menaruh kunci rumah kosnya di ventilasi atas pintu. Dengan demikian, dua anak perempuan tersebut bisa masuk ke rumah kosnya. Shei tidak pernah khawatir terhadap barang-barangnya.
"Saya memang nggak punya barang berharga. Yang paling berharga cuma rice cooker. Kalau itu dicuri, paling kami ndak bisa masak," ujar dara kelahiran Jombang tersebut, lantas terbahak. "
PRIHATIN dengan banyaknya anak jalanan yang tak terurus, Shei Latiefah turun ke jalan. Lewat komunitas Save Street Child (SSC), dia berupaya untuk
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas