Kerap Berurusan dengan Preman dan Aparat Keamanan
Jumat, 31 Mei 2013 – 05:14 WIB
Wati dan Lisa ternyata bisa dipercaya. Sekalipun anak jalanan, sikap dan kelakuan keduanya cukup baik. Mereka tidak pernah mencuri. Mereka singgah di rumah kos Shei hanya untuk tidur. Selebihnya mereka mencari duit di jalanan.
Lama-kelamaan putri pasangan Kasto Latip dan Ni"matussyarifah itu merasa harus berbuat lebih untuk kedua anak tersebut. Shei juga ingin bisa merangkul lebih banyak lagi anak jalanan. Perempuan yang mengidolakan sastrawan Pramoedya Ananta Toer itu pun memulai gerakan SSC dengan membuat akun di situs jejaring sosial Twitter pada 23 Mei 2011. Lewat akun Save Street Child, dia mengajak orang-orang yang memiliki kepedulian sosial untuk bergabung di SSC.
Ajakan itu mendapat respons positif. Sejumlah orang dari kalangan pekerja, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga bersedia bergabung di SSC. Mereka lalu bertemu dalam kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan anak jalanan. Misalnya, pemeriksaan gigi gratis untuk anak jalanan dan berbuka bersama saat Ramadan.
Tahun pertama SSC berdiri merupakan cobaan berat bagi Shei. Selain banyak yang mencibir aktivitasnya, kondisi internal kepengurusan SSC bermasalah. Para pengurus datang dan pergi hingga akhirnya hanya tersisa tiga orang. "Tinggal saya, mantan saya, dan seorang teman," katanya.
PRIHATIN dengan banyaknya anak jalanan yang tak terurus, Shei Latiefah turun ke jalan. Lewat komunitas Save Street Child (SSC), dia berupaya untuk
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas