Kerap Berurusan dengan Preman dan Aparat Keamanan

Kerap Berurusan dengan Preman dan Aparat Keamanan
Shei Latiefah (kanan belero biru) bersama anak-anak Street Child saat Berwisata ke Kota Tua. Foto: SSC
Peminat program Pengajar Keren ternyata cukup lumayan. Shei pun tidak ingin program tersebut gagal. Karena itu, para peminat harus mengikuti prosedur pendaftaran yang berlaku.

Akhir 2011 batch pertama Pengajar Keren siap diterjunkan. Sebagai langkah awal, mereka mendapat kelas di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Namun, tidak lama kemudian, kelas tersebut pindah lokasi. "Karena lokasinya jauh banget," ujarnya.

Meski masih tertatih-tatih, Shei berhasil mengadakan program Pengajar Keren batch kedua dengan jumlah peminat yang lebih banyak. Hingga akhir 2012 sudah ada tiga kali program Pengajar Keren. Shei pun merasa perlu menambah kelas. Kelas-kelas tersebut biasanya berlokasi di rumah warga atau area terbuka. Sampai saat ini sudah ada enam kelas di "kawasan Jakarta, Depok, dan Tangerang. Perinciannya, di Stasiun Cikini, Jakarta; Pondok China, Depok; Kampung Beringin, Depok; Kampung Manggah, Depok; Kampung Kelapa Dua, Depok; dan Pondok Ranji, Tangerang Selatan.

Sebenarnya, kata Shei, SSC pernah memiliki kelas di kawasan Cawang. Namun, kelas tersebut tidak bertahan lama karena dirusak para preman. Para preman merusak dinamo yang menjadi sumber listrik kelas serta menghancurkan fasilitas belajar mengajar seperti kursi dan papan tulis.

PRIHATIN dengan banyaknya anak jalanan yang tak terurus, Shei Latiefah turun ke jalan. Lewat komunitas Save Street Child (SSC), dia berupaya untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News