Kerap Berurusan dengan Preman dan Aparat Keamanan
Jumat, 31 Mei 2013 – 05:14 WIB
Setelah ditelusuri, beberapa anak didik SSC ternyata bermasalah dengan para preman tersebut. "Kelas itu akhirnya kami tutup," ujarnya.
Bukan hanya dengan preman, Shei juga kadang harus berurusan dengan aparat kepolisian. Sebab, tidak jarang anak didiknya tertangkap karena melakukan tindak kriminal. Contohnya, salah seorang anak didiknya yang berusia 18 tahun berkelahi dengan pedagang tahu. Si pedagang mengalami luka di pelipis mata.
"Saya terpaksa mengurus ke kantor polisi. Tapi, saya nggak bisa nolong karena diminta uang Rp 5 juta untuk jaminan. Anak itu akhirnya dipenjara, tapi"nggak papa, biar dia jera," kenangnya.
Sekitar tiga pekan setelah kejadian tersebut, anak didiknya yang lain tertangkap karena mencuri ponsel di KRL. "Padahal, mereka sudah saya nasehati macam-macam lho. Saya ke kantor polisi lagi untuk urus anak itu," ungkap Shei.
PRIHATIN dengan banyaknya anak jalanan yang tak terurus, Shei Latiefah turun ke jalan. Lewat komunitas Save Street Child (SSC), dia berupaya untuk
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas