Keraton Jogja Bersiap Jelang Pernikahan Putri Bungsu Sultan Hamengku Buwono X
Kepatihan Pusat Resepsi, Paku Alam Rela Pindah Kantor
Selasa, 04 Oktober 2011 – 00:04 WIB
"Sesuai adat di keraton, untuk sebuah proses renovasi bangunan lama, memang ada ritualnya. Misalnya, ada beberapa gambaran alam dunia yang berwujud umbi-umbian, pala kesampar, dan tebu. Semua merupakan simbol keseimbangan manusia dengan alam, yang masing-masing memiliki arti sendiri," ujarnya beberapa waktu lalu.
Persiapan tidak hanya dilakukan pada sisi fasilitas dan perlengkapan pesta. Koordinasi untuk menyambut tamu-tamu VVIP juga telah dilakukan. Salah satunya menyangkut keamanan. Sebab, hampir dipastikan pahargyan agung tersebut bakal dibanjiri tamu-tamu penting dari negeri ini.
Bagaimana proses perkenalan Jeng Reni dengan Ubai? Pemuda kelahiran 26 Oktober 1981 itu menceritakan, saat bertandang ke Jogja beberapa waktu lalu, awalnya dirinya tidak tahu bahwa Reni merupakan putri raja Jogja. Dia mengatakan tertarik dengan sosok Reni karena pembawaannya yang kalem.
Setelah mengetahui bahwa yang didekatinya adalah putri keraton, mental lelaki yang besar di Jakarta itu tidak ciut. Justru dia makin bersemangat. Sebab, meski berstatus putri bangsawan, di matanya perempuan yang berusia lima tahun lebih muda tersebut bukan perempuan yang arogan dan sombong. "Dari situ, saya makin jatuh hati," ujarnya.
Setengah bulan lagi, Keraton Jogjakarta menghelat gawe besar. Sultan Hamengku Buwono X akan menikahkan putri bungsunya, Gusti Raden Ajeng (GRAj)
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408