Keren! Relawan Gugus Tugas Covid-19 Gelar Bakti Sosial di Pasar Tebet
“Kalau salah satu saja boleh enggak?”.
Yang dia maksud adalah pilihan salah satu antara memakai masker atau face shield.
Relawan dengan sabar memberi pengertian pentingnya face shield karena berhadapan dengan banyak pembeli.
Keluhan Yuni, sama dengan Sutrisno, penjual daging yang juga mengaku tidak nyaman jika harus memakai masker plus face shield. Tetapi beda dengan Muhammad, yang penjual beras.
Ia mengaku nyaman-nyaman saja memakai masker dan face shield sekaligus. Lokasinya yang dekat dengan area parkir, membuat dia merasa tidak merasa pengap. Beda dengan lokasi berjualan Yuni dan Sutrisno yang lebih ke dalam.
Toh, pedagang (dan pembeli) tidak punya pilihan lain. Mereka harus mengikuti protokol kesehatan. Mereka harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Berusaha untuk beraktivitas tetapi dengan kesadaran tinggi, bahwa virus corona belum hilang dari sekitarnya.
Menurut Andre, para relawan melaporkan bahwa hari pertama mereka turun ke pasar PSPT Tebet, banyak menjumpai pedagang yang memakai masker sekadar “basa-basi”.
Padahal, saat itu, pukul 08.00 kondisi pasar sedang ramai. “Siang pukul 12.00, kondisi pasar sudah mulai lengang. Beberapa pedagang melepas face shield. Benar-benar tidak mudah untuk mengubah kebiasaan,” keluh Andre.
Tim relawan Gugus Tugas Covid-19 membuka posko di halaman pasar, memasang standing banner serta menyebar brosur sosialisasi.
- Harga Minyakita Tak Naik di Semua Daerah, Ah Masa?
- Mendag Buka-bukaan Penyebab Kenaikan Harga Minyakita
- Harga Minyak Goreng Meroket, Kemendag Akui Ada Kenaikan
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar