Keren! Warga Bayar Rekening Listrik, PBB, PDAM, dari Hasil Sampah

Keren! Warga Bayar Rekening Listrik, PBB, PDAM, dari Hasil Sampah
Bank sampah di Kelurahan Heledulaa Utara (Helut), Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Foto: Gorontalo Post/JPG

Minimnya ketertarikan masyarakat untuk menjual sampah membuat pihak Pemerintah Kelurahan dan Posdaya Mandiri Sejahtera Heledulaa Utara memutar otak. Hingga akhirnya ditemukan strategi cukup jitu. Yakni membayar tagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), rekening listrik dan air PDAM dengan sampah.

“Kami sengaja menerapkan strategi untuk membayar PBB dengan sampah, karena tingkat kontribusi masyarakat untuk membayar PBB hanya berkisar 70 persen,” ungkap Lurah Heledulaa Utara Arifin Gawa.

Strategi membayar tagihan PBB, listrik dan air dengan sampah ternyata cukup efektif. Pertengahan Januari 2016, aktivitas bank sampah yang sebelumnya sepi mendadak ramai. Banyak warga yang datang untuk menjual sampah untuk menutupi tagihan PBB. Terutama warga yang termasuk dalam kategori rumah tangga miskin.

“Jumlah penduduk Kelurahan Heledulaa Utara sebanyak 4.340 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 269 Kepala Keluarga (KK) masuk dalam kategori miskin. Alhamdulillah dengan program bayar pajak, listrik dan PDAM dengan sampah, para KK miskin itu mengikuti program tersebut. Bahkan ada KK yang mampu juga mengikuti program tersebut,” tutur Arifin Gawa.

Saat ini jumlah peserta bank sampah di Kelurahan Heledulaa Utara sebanyak 349 KK. Dengan jumlah peserta tersebut, dalam seminggu sampah yang tertampung di bank sampah mencapai 900 kilogram. Sampah-sampah itu selanjutnya dikirim ke Surabaya.

“Dulu masyarakat bingung bagaimana bisa membayar pajak namun sekarang masyarakat bisa membayar pajak melalui penjualanya sampahnya setiap harinya,” ungkap Arifin Gawa dengan senyum lebar.

Sementara itu menurut Salim Aguli, program bank sampah ini bukan berarti mengubah masyarakat menjadi pemulung. Melainkan bagaimana menggerakkan masyarakat untuk mengelola sampah di tingkat rumah tangga.

Dalam artian, di tingkat rumah tangga masyarakat sudah melakukan pemilihan dan pemilahan sampah-sampah mana yang bisa digunakan kembali atau masih memiliki nilai. “Sehingga sampah yang ada tidak lantas dibuang ke tong sampah,” ucap Salim Aguli.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News