Kereta Cepat Gunakan APBN, Ichsanuddin Noorsy: Investasinya Kemahalan
"Jadi, kalau empat BUMN tadi tidak bisa memenuhi perjanjian kerja sama dengan China Railway Construction itu, mau tidak mau, China akan meminta BUMN untuk tetap memenuhi kewajibannya, mau tidak mau agar perjanjiannya tetap berjalan, APBN nya turun," tutur ekonom senior itu.
Menurutnya, permasalahan pokok pada pembangunan kereta api cepat ini ialah harga dan nilai investasi yang ditetapkan China terlalu mahal bagi Indonesia atau tidak.
Selain itu, dia menjelaskan empat indikator yang diperlukan dalam membangun kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Dia cepat, aman, andal, dan efisien," ujar Ichsan.
Dia menuturkan kereta cepat harus lebih cepat dari rata-rata perjalanan Jakarta-Bandung menggunakan mobil melalui Tol Cipularang.
"Kalau pakai travel yang sekarang Rp 150 ribu itu cuma 2 jam. Kalau kereta api cepat juga 2 jam, itu bukan kereta api cepat, dong. Artinya dia tidak memenuhi syarat," ucap peraih gelar doktor dari Universitas Airlangga itu.
Kemudian, keamanan kereta juga perlu diperhatikan.
Berdasarkan studi yang dilakukannya sejak 1994, Ichsan menilai kereta yang paling aman ialah Skoda.
Ichsanuddin Noorsy menanggapi perubahan sikap Presiden Joko Widodo mengenai pendanaan proyek Kereta cepat Jakarta-Bandung.
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi