Kereta Cepat Jakarta-Semarang 2,5 Jam, Surabaya 5 Jam
Menurut Budi, berdasar kajian awal tim Jepang–Indonesia, kereta cepat Jakarta–Surabaya akan melaju di atas jalur rel eksisting yang saat ini sudah memiliki dua lajur (double track).
Pilihan itu lebih memungkinkan bila dibandingkan dengan harus membangun jalur rel baru. ”Proyek ini sekaligus bisa mengurangi kemacetan jalan,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, saat ini di jalur kereta Jakarta–Surabaya ada setidaknya 500–800 lintasan sebidang kereta api. Karena itu, ketika kereta lewat, jalan terpaksa ditutup.
Banyaknya jadwal perjalanan kereta api membuat penutupan jalan kian sering dilakukan. Akibatnya, timbul kemacetan.
”Jadi, nanti perlintasan sebidang itu diganti flyover (jalan layang) dan underpass (jalan bawah),” ujarnya.
Pembangunan 500–800 flyover maupun underpass itu akan masuk skema proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya.
Selain bisa mengurai kemacetan, flyover dan underpass juga diharapkan bisa menekan angka kecelakaan yang sering terjadi di lintasan kereta api. ”Jadi, banyak manfaat yang bisa didapat,” katanya.
Penggunaan jalur rel eksisting juga disebut Budi bisa menurunkan kebutuhan investasi dari awalnya Rp 80 triliun menjadi kisaran Rp 50 triliun–Rp 60 triliun.
Kereta cepat Jakarta–Semarang diperkirakan bisa mulai beroperasi 2019. Untuk Jakarta-Surabaya selesai dua tahun berikutnya.
- Babi Ideologi
- Kereta Luxury
- Jaringan Kereta Cepat Prancis Disabotase Menjelang Pembukaan Olimpiade Paris 2024, Ini Dampaknya
- Arief Poyuono Kaitkan Omongan Prabowo soal Kereta Cepat dengan Utang Negara
- Prof Anthony Ungkap Kejahatan Pemerintah dalam Proyek Perumahan, IKN, hingga Kereta Cepat
- Kereta Cepat SFO-LA