Kereta Hijau
Oleh Dahlan Iskan
Selasa, 19 November 2019 – 09:56 WIB
jpnn.com - Rencana saya ini ditentang tuan rumah. "Untuk apa naik kereta api 54 jam. Naik pesawat saja, 3,5 jam," ujar mereka.
Saya sudah lama punya impian: ke Xinjiang naik kereta. Melewati gurun yang mahaluas. Atau ketika balik dari Xinjiang.
"Kalian saja yang naik pesawat. Saya bisa naik kereta sendirian," jawab saya.
Baca Juga:
"Tidak bosan nanti?" tanya mereka.
"Saya bisa menulis di sepanjang jalan," jawab saya lagi.
"Saya temani Anda. Meski dengan berat hati," ujar Robert Lai. Teman Singapura itu.
Baca Juga:
Awalnya Robert juga menentang saya. Alasannya yang berbeda: kesehatan saya. Terlalu lelah. Setelah 10 hari keliling pedalaman Xinjiang pakai mobil.
Mereka tahu impian saya itu. Kami pun dibelikan tiket kereta. Dari Wulumuqi (ibu kota Xinjiang) ke Hangzhou.
Rupanya tidak ada rute kereta peluru Wulumuqi langsung ke Hangzhou. Yang ada kereta lama kelas ekonomi seperti yang selalu dinaiki Kim Jong-Un.
BERITA TERKAIT