Kereta Hijau

Oleh Dahlan Iskan

Kereta Hijau
Dahlan Iskan dan Robert Lai dalam kereta ekonomi dari Xinjiang menuju Hangzhou. Foto: disway.id

Robert pilih di bawah. Wajahnya nanar. Ia harap-haral cemas. Ia menunggu siapa penumpang yang akan satu kamar dengan kami.

Penumpang itu pun datang. Lumayan. Laki-laki. Setengah baya. Ia pilih yang di bawah.

Lalu masuk lagi seorang wanita. Juga setengah baya. Dapat nomor di atas --di seberang saya.

Saya pun menyapa mereka. Mereka terbengong-bengong melihat saya berbahasa Mandarin.

Mereka ternyata guru SMA. Asalnya Henan --28 jam perjalanan. Kami lega dapat teman sekamar seorang guru. Bisa banyak bertanya soal pendidikan di Xinjiang.

Hari itu mereka akan pulang kampung. Mengunjungi keluarga. Bekalnya banyak: kacang rebus, jagung rebus, buah-buah Xinjiang, beberapa kantong roti naan yang besar, dan banyak lagi. Cukup untuk makan dua hari di kereta.

Mereka seperti heran: kok kami tidak berbekal makanan. Padahal perjalanan kami tiga hari.

Mereka tidak tahu bahwa kami membawa banyak anggur Xinjiang. Yang ada di DI's Way Buah Sembrono itu.

Rupanya tidak ada rute kereta peluru Wulumuqi langsung ke Hangzhou. Yang ada kereta lama kelas ekonomi seperti yang selalu dinaiki Kim Jong-Un.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News